Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2009

KALIMAT LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG

Kalimat Langsung dan Tak Lansung Kopentensi : 1. Siswa dapat menuliskan kalimat langsung dengan benar. 2. Siswa dapat mengubah kalimat langsung ke tak langsung atau sebaliknya 3. Siswa dapat menggunakan dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari Kalimat langsung adalah : Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Contoh : Kata Desmon,” Anggel nanti pulangnya saya antar!” “Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon. Kata Desmon disebut kalimat pengiring. Jikapengiring di belakang perhatikan tanda baca sebelum tanda kutib( Jika kalimat tanya dan perintah sebelum tanda kutib menggunakan tanda ? atau ! jika kalimat berita menggunakan koma. Selain itu Huruf awal di pengiring huruf kecil perhatikan contoh berikut. 1. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid. 2. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria. 3. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid. Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubaha

FRASE

Frase Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau objek (O) atau keterangan (K). Frase dibedakan atas: a. Frase endosentris, ada dua macam: 1. Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti. Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu. 2. Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti (Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M). Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi Frase bertingkat mempunyai pola DM, MD dan MDM( dalam frase bertingkat hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan penjelasnya boleh lebih dari satu. Contoh: baju baru D M anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D sepotong roti M D 2. Frase eksosentris. sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan

KALIMAT VERBAL DAN NOMINAL

Kalimat Verbal dan Nominal 1. Kalimat verbal. yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja. Contoh: • Adik tidur. • Dia tidak melamun, tetapi berpikir, 2. Kalimat nominal, yaitu Kalimat yang predikatnya bukan kata kerja. • Nartosabdo dalang. • Mereka murid-murid kebanggaan. • Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat. 1. Ciri-Ciri Subjek • Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat. Contoh : 1. Juanda memelihara binatang langka Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan memelihara adalah predikat) Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban 2. Meja itu dibeli oleh paman. Apa dibeli ? = jawab Meja • Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat) Contoh : Anak itu mengambil bukuku S P 2 Ciri-Ciri Predikat • Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa. Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya. Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan pred

UNGKAPAN

Ungkapan Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya (makna kias atau konotasi). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah gabungan kata itu termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang menyertainya. Untuk lebih jelasnya kita ambil sebuah contoh Membanting tulang Gabungan kata di atas tidak dapat langsung kita katakan termasuk ungkapan. Hal ini dikarenakan konteks kalimat yang menyertai gabungan kata tersebut belum jelas. Gabungan kata di atas masih mempunyai dua kemungkinan makna sesuai konteks kalimatnya. (a) Andi membanting tulang di sampingnya sebagai luapan kemarahannya. (b) Andi membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Dua kalimat di atas memberikan konteks (situasi) pada gabunga

MAKNA KONOTASI DAN DENOTASI

Makna Konotasi dan Makna Denotasi Perhatikan contoh berikut ini. (a) Anton menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut. (b) Anton membeli kambing hitam kemarin sore. Kata “kambing hitam” pada kalimat (a) tidak diartikan sebagai seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Karena, jika diartikan demikian, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak logis atau tidak dapat dipahami. Makna kata “kambing hitam” pada kalimat (a) adalah tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan. Makna “kambing hitam” pada kalimat (a) inilah yang disebut dengan makna konotasi. Berbeda halnya dengan kalimat (a),”kambing hitam” pada kalimat yang (b) memiliki makna seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Makna “kambing hitam” pada kalimat (b) inilah yang disebut dengan makna denotasi. Secara singkat makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat di

KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif Kalimat dapat diartikan sebagai urutan kata, frase, klausa atau kombinasi unsur-unsur tersebut yang minimal memiliki subjek dan predikat, diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan intonasi final (diakhiri denga tanda (.), (?), atau (!)), serta membentuk suatu kesatuan makna. Kalimat dilihat dari peran subjeknya dibedakan menjadi 2, yaitu kalimat aktif dan pasif. 1. kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu hal atau kegiatan. Contoh: Toni memukul Toni. S P O Dalam kalimat diatas, subjek (Toni) berperan sebagai pelaku suatu kegiatan, yaitu memukul. oleh karenanya, kalimat di atas termasuk kalimat aktif. Subjek (S) dalam kalimat aktif melakukan aktifitas, hal ini membawa konsekuensi predikat (P) dalam kalimat aktif harus diisi oleh kata kerja aktif. Kata kerja aktif ini biasanya berimbuhan meN- dan ber-. 2. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu hal atau tindakan, baik itu disengaja ataupun

KATA MAJEMUK

KATA MAJEMUK Kata majemuk adalah gabungan 2 kata atau lebih yang memiliki struktur tetap, tidak dapat di sisipi kata lain. Contohnya Meja makan gabungan kata di atas termasuk contoh kata majemuk karena strukturnya tetap, tidak dapat diubah-ubah letaknya. Makan meja (tidak logis) Kemudian, gabungan kata tersebut tidak dapat disisipi oleh kata lain, seperti yang, sedang, dll. Meja (yang) makan (tidak logis) Meja (sedang) makan (tidak logis) Selain itu, ciri lain dari kata majemuk adalah gabungan kata tersebut membentuk makna baru. Namun, makna baru tersebut masih dapat dirunut atau ditelusuri dari makna kata pembentuknya. Rumah baru (a) Tono sakit (b) Rumah sakit (c) secara gramatika (tata bahasa) makna yang terbentuk pada contoh (a) dan (b) sama dengan makna leksikal unsur pembentuknya. Gabungan kata di atas mempunyai makna “rumah (yang) baru” (a) dan “Tono (sedang) sakit.” Berbeda halnya dengan gabungan kata pada contoh pertama (a) dan kedua (b), gabungan kata pada contoh kedua (c) s

KALIMAT MAJEMUK

KALIMAT MAJEMUK š Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. š Kalimat majemuk dapat dibentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal. š Pembentukan kalimat majemuk ada yang memerlukan kata penghubung ada pula yang tidak. Kalimat majemuk dibedakan menjadi 1. Kalimat Majemuk Setara 2. Kalimat Majemuk Rapatan 3. Kalimat Mejemuk Bertingkat Kalimat Majemuk Setara š Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dimana hubungan antar unsur-unsurnya sederajat. š Kalimat majemuk setara terdiri dari : 1. Kalimat majemuk penjumlahan ditandai dengan kata sambung lalu, lagi, kemudian, dan . Contoh : Kakak membaca buku, kemudian menulis surat. 2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai dengan kata sambung atau . Contoh : Ibu membeli ikan atau ayam. 3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai dengan kata penghubung tetapi, melainkan . Contoh :