Manajemen Mutu Sekolah dasar Berbasis Religi

Manajemen Mutu Sekolah Dasar Berbasis Religi (Studi Multi Kasus pada SD Mintu, SD Iwaha, SD Kasayuga dan SD Kripe). (Disertasi)

Ali Imron

Abstrak

Sekolah Dasar (SD) berbasis religi adalah salah satu jenjang pendidikan formal bernaung di bawah institusi religi, yang mengajarkaan mata pelajaran umum, dan agama, mempraktikkan aktivitas keagamaan dan budaya bernafaskan agama. Di antara SD berbasis religi, ada yang digandrungi oleh kandidat dan tetap survive meskipun banyak SD lain dilikuidai karena tidak mendapatkan siswa baru. Pertanyaannya, mengapa ada SD berbasis religi yang digandrungi dan tetap survie, sementara ada yang dilikuidasi karena tidak mendapatkan kandidat siswa baru?

Tujuan utama penelitian ini untuk mendeskripsikan secara mendalam manajemen mutu akademik SD berbasis religi, yang meliputi manajemen mutu kurikulum, pembelajaran dan kelas. Kedua, untuk memerikan secara mendalam manajemen mutu pendukung akademik SD berbasis religi, yang meliputi manajemen mutu kesiswaan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, keuangan dan partisipasi masyarakat. Ketiga, untuk memerikan secara mendalam dan memberi makna atas akar manajemen mutu SD berbasis religi, yang meliputi akar religi, sosial dan kultural.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, rancangan studi multi kasus, dan orientasi pendekatan fenomenologis. Lokasi penelitian adalah SD Mintu, SD Iwaha, SD Kasayuga dan SD Kripe. Teknik pengumpulan data dengan observasi peran serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data pada kasus individual dengan model alir Miles dan Hubermen (1992), ialah data reduction, data display dan conclusion drawing/vervying, sedangkan analisis data lintas kasus dengan melakukan analisis perbandingan antar kasus sebagimana yang direkomendasikan oleh Yin (2002). Keabsahan data dengan teknik credibility, transferability, dependability dan conformability.

Berdasarkan proses pengumpulan dan analisis data didapatkan hasil berikut. Pertama, SD berbasis religi mempunyai komitmen mutu kuat, ditindaklanjuti dengan melakukan manajamen mutu, baik akademik maupun pendukung akademik. Manajemen mutu akademik terdiri atas manajemen mutu kurikulum, pembelajaran dan kelas. Manajemen mutu kurikulum adalah aktivitas penyiapan perangkat kurikulum secara bermutu, terutama program tahunan, program semester, dan silabus, sehinga siap dipedomani oleh tenaga kependidikan dalam melaksanakan pembelajaran bermutu. Manajamen mutu pembelajaran adalah aktivitas yang memberikan jaminan agar terjadi proses pembelajaran bermutu dan berujung pada pencapaian hasil belajar optimal. Manajemen mutu kelas adalah aktivitas mengorkestrasi fisik dan sosial kelas sehingga senantiasa on dan kondusif untuk aktivitas pembelajaran bermutu.

Kedua, manajemen mutu pendukung akademik terdiri atas manajamen mutu kesiswaan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, keuangan dan partisipasi masyarakat. Manajemen mutu kesiswaan adalah memproses input siswa menjadi output bermutu sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Manajemen mutu tenaga kependidikan adalah aktivitas merekrut, menugasi, meningkatkan kemampuan, memberikan penghargaan kepada tenaga kependidikan agar memberikan kontribusi bermutu terhadap proses pendidikan. Manajemen mutu sarana prasarana adalah pengaturan sarana prasarana secara bermutu agar siap dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan bidang akademik dan non akademik. Manajemen mutu keuangan adalah upaya penggalian sumber dan pembelanjaannya secara bermutu dan selektif, guna mendukung aktivitas dan mutu pendidikan. Manajemen mutu partisipasi masyarakat adalah aktivitas penggalangan, penerlibatan dan penggerakan secara bermutu potensi masyarakat, terutama orang tua dalam mendukung proses pendidikan.

Ketiga, terdapat tiga akar manajemen mutu SD berbasis religi, ialah akar religi, sosial dan kultural. SD berbasis religi memaknai religi sebagai inspirator utama dalam manajemen mutu sekolah. Ajaran religi dimaknai optimistik, ialah bahwa apa yang dicapai seseorang berkat apa yang dikerjakan. Menjadi tenaga kependidikan dimaknai sebagai orang terpilih. Bekerja di lembaga pendidikan dimaknai sebagai jalan yang dipilihkan oleh Tuhan, sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Pelayanan kepada siswa dimaknai sebagai pelayanan terhadap religi, dan bahkan merupakan bagian dari pelayanan terhadap Tuhan. Pengelola dan tenaga kependidikan yang berlatar perkotaan asli yang mementingkan kekeluargaan dan kerja sama dibandingkan kompetisi; sedangkan yang berlatar sosial perkotaan urban cenderung berkompetisi meskipun tetap dalam bingkai solidaritas (solidarity frame). Orang tua siswa berlatar sosial ekonomi menengah ke atas sangat peduli dengan pendidikan anak, dan memberikan kontribusi besar terhadap sekolah; sedangkan yang berlatar sosial ekonomi menengah ke bawah kepeduliannya terhadap pendidikan anak dan kontribusinya terhadap sekolah terkategori rendah. SD berbasis religi mempunyai kultur mutu yang digali, dikembangkan dan disempurnakan oleh pendiri dan diwarisi oleh penerusnya. Kultur mutu disimbolkan dalam motto yang menginspirasi warga sekolah berlomba mencapai mutu.

Berdasarkan uraian disarankan sebagai berikut. SD berbasis religi perlu merekonstruksi makna mutu holistik agar selalu gayut dengan aspirasi dinamis stake holders, kemudian menindaklanjuti dengan manajemen mutu akademik dan pendukung akademik. Jurusan AP pada LPTK, patut merekekonstruksi kurikulum, dengan memperkuat perspektif sosilogis dan kultural, serta mengakomodasi multiple intelegence. Pemahaman keagamaan optimistik, akar sosial perkotaan urban yang mengedepankan semangat kompetisi berbasis solidaritas, kultur mutu yang disimbolkan dalam berbagai moto, patut dikelola oleh pengelola SD berbasis religi dengan optimal. Dinas Pendidikan dan Kantor Depag Kota Maja patut menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu input kebijakan peningkatan mutu pendidikan. Para peneliti patut menverivikasi hasil riset ini dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada multi kasus dan pada jenjang pendidikan lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP III PKN KELAS 3

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA